Internet adalah satu-satunya perkembangan terpenting dalam sejarah komunikasi manusia sejak penemuan “nada sela”.
−Dave Barry–
Apakah ICT itu ?
ICT (bahasa inggris: Information and Communication Technologies) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Menurut Wikipedia, TIK (ICT) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Sehingga Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki peran yaitu sistem yang menggunakan Teknologi Komputer untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi. Perangkat ICT sangat diperlukan dan sudah saatnya digunakan dalam dunia pendidikan, dengan kata lain, ICT sebagai pengantar dalam dunia pendidikan.
Sungguh sangat enak dan mengasyikkan menggunakan perangkat ICT dalam memberikan bahan ajar kepada peserta didik, sebab dengan ICT, peserta didik dengan mudah dapat mengerti akan informasi yang diberikan pendidik. Sistem Informasi yang diberikan telah diolah dengan baik dan dikemas sehingga menjadi sumber informasi yang bermakna. Sistem Informasi berasal dari :
- Data, fakta mentah yang diterima atau yang terjadi secara nyata.
- Informasi, data yang telah diorganisir sehingga memberi arti penting bagi peserta didik.
- Pengetahuan, informasi yang diproses sehingga memberikan pembelajaran, pemahaman yang dapat diaplikasikan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik.
Sehingga, seiringan perkembangan Komputer, TIK atau ICT mampu membuat perubahan dalam bidang pendidikan, karena ICT atau TIK memiliki peran:
- Mampu mengembangkan interaksi yang lebih aktif antara pendidik dengan peserta didik, dimana interaksi yang dimaksud adalah, peserta didik lebih memiliki waktu lebih untuk memaknai suatu Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK dan KD) yang diajarkan oleh pendidik dengan menggunakan perangkat ICT tentunya, misalkan mata pelajaran Komputer (TIK) karena pada saat ini penulis adalah pendidik mata pelajaran TIK di SMA Negeri 13 Medan. Penulis tentunya telah mempersiapkan bahan ajar yang telah dikemas dalam sebuah aplikasi yang dinamakan Microsoft Power Point. Sekilas aplikasi Microsoft Power Point adalah ‘aplikasi yang diciptakan oleh Microsoft Corporation yang fungsinya digunakan untuk membuat Presentasi dalam bentuk slide (halaman-halaman) yang dapat di tampilkan dengan menggunakan media lain yang dinamakan Infokus.’ Sehingga cara kerja dari Ms. Power Point ini adalah kita membuat bahan ajar yang dapat dilengkapi dengan gambar, video, animasi dan bahkan suara yang membuat situasi dan kondisi saat belajar semakin interaktif. Intinya dengan adanya aplikasi Ms. Power Point ini, pendidik tidak capek lagi menulis di papan tulis (white board), dan diharapkan tidak ada lagi dijumpai, peserta didik dihunjuk oleh pendidik untuk mencatat materi di depan kelas, atau meringkas dari buku lain, sementara pendidik asyik ngobrol di ruang guru, makan di kantin misalnya atau hanya duduk-duduk di meja guru sembari menunggu peserta didik mencatat buku alias CBSA (Catat Buku Sampai Abis), namun diharapkan semua pendidik memiliki kompetensi dan kemampuan untuk membuat bahan ajar dengan menggunakan aplikasi Power Point.
- Mampu Mengaktifkan Pembelajaran, hal ini memang benar adanya, kenapa? Karena dengan adanya ICT ini maka pembelajaran, interaksi, hubungan antara pendidik dengan peserta didik tidak kaku lagi. Dengan bantuan ICT, Pendidik mampu menerapkan strategi belajar mengajar yang lebih baik, pendidik mampu mengeluarkan ide-ide briliannya untuk mencairkan suasana belajar di dalam ruangan kelas. Seperti penulis lakukan, penulis tahu bahwa strategi belajar mengajar sangat diperlukan dalam menuntaskan segala materi, segala SK dan KD mata pelajaran TIK, sebab penulis sadar bahwa strategi belajar mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga materi atau paket pengajaran. Strategi belajar mengajar digunakan untuk membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran dari setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh pendidik, dengan kata lain merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Dick and Carey, strategi belajar yang baik harus diawali dengan pendahuluan (Apersepsi), penulis biasanya membuka pembelajaran dengan menayangkan video-video animasi yang berhubungan dengan materi, SK atau KD yang akan diajarkan atau dipraktekkan kepada peserta didik. Misalnya, untuk kelas XII mata pelajaran TIK adalah Desain Grafis, suatu cabang ilmu komputer khususnya untuk mengkombinasikan dengan kompleks kata-kata, gambar, angka-angka, foto-foto dan grafik serta ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari individu-individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen diatas sehingga dapat menghasilkan suatu karya seni yang sangat berguna, mengejutkan atau subversive dan gampang diingat oleh orang lain. Nah, untuk menunjang materi tersebut, penulis mempersiapkan sejarah Desain Grafis tersebut dengan menggunakan Ms. Power Point, tentunya dilengkapi dengan animasi-animasi slide yang bagus. Pertemuan selanjutnya, penulis menjelaskan aplikasi-aplikasi apa saja yang mendukung desain grafis, karena desain grafis meliputi: (a) Printing (pencetakan), dimana peserta didik diajarkan bagaimana mendesain sebuah buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer dan pamphlet. (b) Web Desain, dimana peserta didik sudah mulai diperkenalkan aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam membuat Web, sehingga peserta didik diharapkan tidak Gagap Teknologi alias Gaptek. (c) Mengolah Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi atau multimedia untuk bidang edukasi (pendidikan). (d) Identifikasi (logo) dengan menggunakan Corel Draw, Macromedia / Adobe Freehand, EGD (Environmental Graphic Design) atau AUTOCad; merupakan desain professional yang mencakup desain grafis, desain arsitektur, desain industry dan arsitek taman yang mana nantinya hasil olahan ini dimasukkan ke kategori gambar berbasis Vektor. (e) Desain produk, pemaketan, dan sejenisnya. Pertemuan selanjutnya, penulis menyediakan dan menayangkan animasi-animasi flash dengan tujuan untuk menggugah ide peserta didik bagaimana cara membuat animasi flash dan apa kegunaan animasi flash. Kenapa orang luar negeri dapat menciptakan film atau video animasi-animasi yang keren, bagus dan enak di tonton. Misalnya, film/video Transformer, animasi Upin dan Ipin misalnya, dari sejak dini diperkenalkan, maka pemikiran peserta didik terbuka untuk belajar, belajar dan belajar bagaimana membuat animasi, sehingga mereka tidak kepikiran lagi untuk tawuran, kumpul-kumpul dan bahkan ikut-ikutan genk motor. Semoga pendidik mata pelajaran lain juga memiliki ide untuk menayangkan video atau film atau animasi yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dapat menggugah minat belajar peserta didik. Hal ini berlaku juga untuk mata pelajaran lain, misalnya Fisika, Kimia, Matematika, PKn, dengan adanya gambar bergerak, maka pendidik tidak susah lagi untuk mengajarkan materi yang berhubungan dengan gerak.
- Mampu Meningkatkan Kompetensi secara praktis, yang artinya pembelajaran berbasis ICT mampu meningkatkan kemampuan pendidik juga peserta didik. Pendidik terus untuk belajar dan mencari informasi dengan menggunakan Internet akan SK atau KD yang akan diajarkan. Pendidik menggunakan fasilitas Search Engine di Internet untuk terus mengupdate bahan ajarnya, pendidik sekarang dituntut untuk lebih aktif dan lebih kreatif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Di SMA Negeri 13 Medan telah terdapat beberapa guru bidang studi yang berani dan mampu menjawab tantangan pembelajaran menggunakan ICT. Usia bukanlah halangan untuk terus belajar dan belajar dan membawa perangkat ICT dari rumah untuk digunakan saat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah. Pantauan penulis, terdapat pendidik yang usianya diatas umur 56 tahun (± 4 tahun atau 3 tahun) lagi pensiun, namun masih tetap semangat membawa Laptop yang ukurannya agak besar dan berat atau notebook (netbook) yang ukurannya lebih kecil dan mungil dari rumah ke sekolah, tidak mengeluh untuk membuat bahan ajar, jika bahan ajarnya sudah disediakan oleh penerbit, tidak henti-hentinya dan selalu ada keinginan untuk memperbaiki bahan ajar tersebut, mencari buku penerbit lain dan membuatnya di Ms. Power Point sebagai pelengkap bahan ajarnya. Sungguh mulia memang pekerjaan pendidik ini, ditengah permasalahan-permasalahan pendidikan, mulai dari proses sertifikasi yang belum mendapatkan formula yang pas, dana sertifikasi yang selalu macet, masalah tawuran yang selalu mewanti-wanti dan bagaikan bom waktu yang mengancam, masalah UN yang katanya selalu bocor soal dan kunci jawabannya, pendidik selalu setia melaksanakan tugasnya untuk mendidik dan mengajar dengan baik. “Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, harus tetap dipatrikan di dalam hati kita.
- Dapat Menciptakan Keselarasan dengan Gaya Belajar Seseorang yang Unik. Ini yang perlu di pahami oleh semua stakeholder pendidikan. ICT telah mampu menciptakan gaya belajar yang unik, karena pendidik dan peserta didik belajar tidak hanya terpaku dalam satu materi, namun dapat mengembangkan materi pelajaran ke hal-hal yang lebih tinggi sifatnya dan lebih detail. Adanya perangkat ICT yang lengkap di ruangan kelas, Infokus yang telah tersedia di ruangan belajar, aplikasi-aplikasi atau program komputer pendukung pembelajaran ICT, sehingga SK dan KD yang diajarkan semakin dapat dipahami peserta didik dan waktu pendidik tidak banyak tersita lagi untuk menulis di papan tulis, namun cukup ditayangkan dengan bantuan Infokus, pendidik tinggal menjelaskan secara detail dan setelah dijelaskan, baru pendidik diberi tugas untuk menyelesaikan soal-soal yang telah disediakan oleh pendidik atau yang ada di buku pelajaran. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Pardede (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris yang telah berusia 57 tahun ini), instruksi Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan agar Guru menggunakan Laptop saat Mengajar tidak membuat Ibu Pardede ini patah semangat, padahal 2 tahun lagi dia pensiun, dan menurut pengakuan Ibu Pardede, dia dimudakan dalam hal masa kerjanya saat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Ibu Pardede ini tetap semangat belajar bagaimana membuat bahan ajar dari Ms. Power Point, laptopnya yang besar yang dibeli dengan cara kredit awal terima dana Sertifikasi (Laptop keluaran tahun 2008, yang nota bene adalah agak besar dan berat, Acer tipe 4732 Z 15 inchi) ini selalu dibawa Ibu Pardede ke sekolah, tidak henti-hentinya Ibu Pardede bertanya kepada penulis seputar penggunaan ICT. Bagaimana Ibu Pardede menyambungkan kabel Infokus ke Laptop, bagaimana menampilkan Ms. Power Point ke layar Infokus, belajar Ms. Power Point dan membuat bahan ajar sendiri.
Demikian juga yang dialami oleh Fazli, Guru Mata Pelajaran Matematika ini berujar, jika ICT itu adalah: “Suatu Cabang Ilmu yang berbasis Komputer yang didalamnya terdapat aplikasi program yang dapat menjalankan proses dengan mudah, praktis, dinamis, automatis dalam bahasa pemrograman,” sehingga baik pendidik maupun peserta didik mampu dengan baik memahami akan suatu materi yang Fazli ajarkan. Setali tiga uang dengan yang dialami oleh Fazli, Bang Davidson (penulis panggil abang, karena beliau lebih senior) adalah pengajar bidang studi Fisika yang telah banyak membuat bahan ajar sendiri dengan menggunakan Macromedia / Adobe Flash mengatakan bahwa ICT adalah “Bidang ilmu Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diterapkan untuk mempermudah sistem belajar mengajar sehingga setiap informasi yang disampaikan dan diterima adalah informasi yang dibutuhkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari”.
Peran ICT Memartabatkan Peserta Didik
So, jika Pendidik saja sudah sangat merasa beruntung dengan kemajuan ICT, mengapa para peserta didik kita masih banyak yang tawuran? Apakah efek negative dari kemajuan Teknologi ini telah menyerang peserta didik kita? Menurut penulis memang demikian, kontrol yang kurang dari orang tua mengakibatkan peserta didik tidak memiliki kegiatan yang positif di luar jam sekolah. Peserta didik pulang dari sekolah telah berkerumun di warung-warung internet, lebih menggandrungi game-game online yang menyajikan permainan yang sifatnya sangat kasar, yang bisa meracuni otak para peserta didik kita. Coba kita bayangkan anak SD yang masih kelas 3 telah disuguhkan permainan/game tembak-tembakan, membunuh dengan cara melempar, membacok, dan sebagainya yang tidak sepantasnya. Orang Tua dengan begitu saja percaya jika anaknya pulang sore atau malam dengan alasan ada pelajaran Ekstra Kurikuler di sekolah, dengan alasan mengerjakan PR, Bimbingan Test dan lain-lain, padahal kemana peserta didik di luar jam sekolah, hanya merekalah yang tahu yang sebenarnya. Orang Tua tidak lagi mendorong peserta didik diluar jam sekolah untuk rajin mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Iman dan Taqwa (IMTAQ) sangat perlu digalakkan lagi, caranya peserta didik diajak untuk sering ikut pengajian, membuat kelompok-kelompok belajar, dan cara-cara lain yang perlu kita pikirkan bersama bagaimana teknis pelaksanananya.
Tugas pendidik saat ini sangatlah kompleks, sebab tugas pendidik adalah menjadikan peserta didik memiliki Imtaq dan IPtek yang selaras dan seimbang. Peserta didik tidak hanya dituntut pintar ber-matematika, fisika, kimia dan teknologi, tetapi juga harus memiliki Etika dan Akhlak mulia, mulai dari hal yang sederhana, menghormati Orang tua, baik dirumah maupun disekolah juga menghargai sesama teman. Guru PKn, Agama, Sosiologi harus lebih berperan untuk menciptakan peserta didik yang patuh, berdisiplin dan memiliki wawasan kebangsaan dan wawasan kemanusiaan yang lebih mulia. Peserta didik SMA Negeri 13 Medan yang penulis wawancarai mengenai manfaat ICT bagi mereka, memiliki banyak pendapat. Seperti yang dikatakan oleh Husna Syukrika kelas XI IPA-1 mengatakan “pengetahuan saya dalam bidang Komputer meningkat, pemahaman terhadap Software maupun Hardware, juga pengetahuan saya terhadap pelajaran lain meningkat”. Demikian juga pendapat Achmad Fakar (ketua ICT Club di SMA N 13 Medan) kelas XII Ipa-3 mengatakan “kami lebih kreatif dan mahir menggunakan ICT yang telah ada, agar tidak Gaptek, dapat membantu Guru-Guru yang kesulitan dalam menggunakan perangkat-perangkat IT dan manfaat ICT yang lain adalah dapat belajar tentang Ilmu Desain, Fotografi dan jurnalistik”. So, ICT akan sangat berguna jika kita mau dan mampu menggunakannya untuk kebaikan. Bukan untuk bersenang-senang saja, ICT akan menjadi bahan yang positif jika kita gunakan untuk hal-hal yang positif, akan sangat berguna negative, jika perangkat ICT itu kita gunakan ke hal-hal yang negative. Kita dituntut untuk menerapkan nilai-nilai moral dalam penggunaan ICT.
Sebagai penutup, penulis mengutip pepatah dari Oprah Winfrey “Biologi paling tidak berperan dalam menjelmakan seseorang menjadi sosok ibu.” Yang artinya, ICT juga berperan dalam menunjang sebuah profesi, jika digunakan semaksimal dan setepat mungkin. Tulisan ini bermanfaat, jika Anda membaca dan mempraktekkannya. Pendidikan adalah ujung tombak dari perkembangan sebuah Negara. Pendidikan juga merupakan usaha sadar diri dari peserta didiknya untuk menempa diri mereka menjadi seseorang yang lebih baik, berdaya guna, bersaing guna dan berhak untuk meningkatkan taraf hidup juga martabat mereka. Pendidikan adalah barang mahal yang harus dijalani untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Jadi, jika ada terjadi tawuran, bukan sepenuhnya kesalahan guru. Banyak stakeholder yang perlu bertanggung jawab, kenapa terjadi tawuran karena yang jelas, sekolah tidak pernah mengajarkan tawuran atau perkelahian, tawuran terjadi diluar jam sekolah, sehingga orang tua, masyarakat harus saling menjaga peserta didik kita. Akhir kata, salam pendidikan…….!!!!